Bitcoin telah mengalami koreksi harga yang tajam, turun kembali ke $93,000 setelah sempat melonjak di atas $125,000 pada bulan lalu. Penurunan yang cepat ini telah memicu kekhawatiran akan penurunan pasar yang lebih luas, mencerminkan pola historis di mana bitcoin telah kehilangan hingga 75% nilainya setelah mencapai puncak tertingginya. Kemunduran saat ini menunjukkan penurunan sebesar 25% selama enam minggu terakhir, sehingga meningkatkan ketidakpastian di kalangan investor.
Kekuatan Pasar Berperan
Volatilitas baru-baru ini berasal dari berbagai faktor. Aksi ambil untung yang dilakukan investor, ditambah dengan penyesuaian eksposur pasar, berkontribusi terhadap aksi jual tersebut. Koreksi ini tidak hanya terjadi pada bitcoin; cryptocurrency besar lainnya, termasuk Ethereum (ETH) dan Solana (SOL), juga mengalami kerugian yang signifikan, dengan penurunan melebihi 30% sejak awal Oktober. Pasar kripto secara keseluruhan telah kehilangan nilai lebih dari $1 triliun selama periode ini, menandai penurunan paling tajam dalam sejarahnya selama jangka waktu tersebut.
Kebijakan Trump Memicu Flash Crash
Lonjakan harga awal sebagian dipicu oleh kemenangan Donald Trump dalam pemilu AS dan janjinya akan regulasi kripto yang menguntungkan. Namun, keputusan kebijakan selanjutnya, khususnya penerapan tarif 100% pada impor Tiongkok, memicu peristiwa likuidasi yang bersejarah. Dalam hitungan jam, setengah triliun dolar hilang dari pasar dan berdampak pada lebih dari 1,6 juta pedagang. Bahkan koin meme Trump sendiri anjlok hingga 10% dari nilai puncaknya. Meskipun kemudian ada penurunan tarif, pasar masih belum pulih.
Potensi Pemulihan: Reli Santa?
Meskipun terjadi penurunan, beberapa analis yakin koreksi tersebut memberikan peluang pembelian. Nigel Green, CEO deVere Group, berpendapat bahwa harga yang lebih rendah, tangan yang lebih kuat, dan adopsi yang berkelanjutan menciptakan skenario yang menarik untuk keuntungan jangka pendek. Secara historis, koreksi besar telah membuka jalan bagi keuntungan besar bagi investor yang sabar.
Katalis Utama yang Perlu Diwaspadai
Beberapa peristiwa mendatang dapat mempengaruhi lintasan bitcoin. Usulan “dividen tarif” – potensi pembayaran sebesar $2.000 kepada setiap warga negara AS – dapat mendorong permintaan, mencerminkan lonjakan harga yang terlihat selama pemeriksaan stimulus Covid. Yang lebih penting lagi, pertemuan Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) pada 10 Desember akan menentukan apakah suku bunga akan diturunkan. Pemotongan suku bunga, seperti yang terlihat pada bulan September sebelum rekor tertinggi sebelumnya, dapat menghidupkan kembali minat investor terhadap aset berisiko tinggi seperti bitcoin.
Hambatan Makroekonomi dan Kekhawatiran Likuiditas
Meskipun terdapat potensi pemulihan, hambatan makroekonomi dan permasalahan likuiditas terus membebani pasar. Nic Puckrin, seorang analis kripto di The Coin Bureau, mencatat bahwa kripto dan saham teknologi berbeda, menunjukkan bahwa bitcoin lebih sensitif terhadap faktor ekonomi yang lebih luas. Keputusan FOMC mendatang akan menjadi ujian penting.
Kesimpulan: Jatuhnya harga bitcoin baru-baru ini menggarisbawahi volatilitas yang melekat pada pasar mata uang kripto. Meskipun ada katalisator potensial untuk pemulihan, termasuk stimulus pemerintah dan penurunan suku bunga, kondisi makroekonomi yang lebih luas masih tetap menjadi risiko yang signifikan. Investor harus mendekati pasar dengan hati-hati, menyadari bahwa pola historis menunjukkan kemungkinan koreksi lebih lanjut
